Dimulai dengan sambutan dari ketua pelaksana GAW
dan perwakilan CSOiEFA, Nur febriyani, yang mengatakan dialog ini merupakan bagian
dari kegiatan Global Action Week (GAW) dengan salah satu tujuannya mempercepat
target MDG’S. Lebih dari 100 negara yang juga sedang kampanye dalam bidang
pendidikan ini. “Dalam dialog ini kita akan sama-sama menggali bukan hanya
pendidikan yang penting bagi anak, tetapi aspek perawatan yang juga ditegakkan”
katanya.
Narasumber pertama, Bapak Muhammad Nuh mengatakan
kebijakan kementrian dan kebudayaan dengan misi bagaimana negara mampu
meningkatkan kesejahteraan, peningkatan mutu yang harus dicapai dalam kurun
waktu 2010-2015. Oleh karena itu, bagaimana pendidikan bisa dirasakan oleh
anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus, karena selama ini hanya fokus dalam
pendidikan akademik sehingga perlu ada keseimbangan dengan pendidikan karakter.
“Harapannya kedepan nanti anak-anak yang kita didik sekarang bisa mampu
bersaing dengan anak-anak negara lain”, katanya.
Bapak Muhammad Nuh mengutip hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kemendiknas dimana investasi pendidikan pada usia dini tingkat
pemanfaatannya sangat besar. Kala anak berada dalam lngkungan yang kurang baik
maka akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak tersebut, tetapi jika
pendidikan dapat dilaksanakan maka akan menghasilkan hasil yang optimal.
“Jika anak mendapatkan pendidikan usia dini akan
meningkatkan IQ anak, PAUD menjadi penting karena sudah menjadi suatu komitmen
untuk melaksanakannya” jelasnya.
Sementara itu narasumber kedua, Ibu Dra. Sri Wulan
menjelaskan bahwa usia dini dimana umur 0 sampai 8 tahun mempunyai ciri khas dan
keunikan yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan
anak ialah bertambahanya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks yaitu anak tidak bisa menyebutkan urutan
bilangan menjadi bisa menyebutkan.
Ibu Sri menjelaskan bahwa ciri-ciri perkembangan
anak menimbulkan perubahan. Jika ibu-ibu yang berinteraksi langsung dengan
anak-anak berarti sedang membangun pondasi untuk anak-anak dalam menghadapi masa
datang. Jika pondasinya salah maka akan menghasilkan perkembangan yang salah juga
pada anak masa datang.
“Yang perlu diingat Anak usia dini itu bertumbuh
dan berkembang. Anak bukan orang dewasa tetapi membutuhkan penghargaan dari orang
dewasa, contoh sederhana ketika kita naik angkot ada ibu yang membawa anaknya
semua penumpang duduk tetapi ibu yang membawa anak berdiri tidak diberikan
tempat duduk, begitu juga ketika naik motor ibu dan bapaknya pake helm tetapi
anaknya tidak” Jelasnya.
Adapun Ibu Rini lebih banyak menjelaskan tentang
perkembangan fisik anak dimana otak anak mulai berkembang sejak masa prakontraksi didalam perut, dan akan
terus berkembang ketikia ia lahir. “Perkembangan otak, begitu anak lahir
otaknya sudah ada, sel otaknya ada 100 milyar tetapi belum bersahabat masih
terpisah. Dengan respon stimulasi dari lingkungan maka sel-sel tersebut akan
saling berhubungan. Kelahiran 3 tahun sebagai masa emas, dimana terjadi
pertumbuhan otak paling cepat dan mudah. Karena anak akan belajar berbicara,
berpikir, merlakukan gerakan kompleks, membangun hubungan” jelasnya
Dalam sessi pertanyaan, Ibu Indah dari Jakarta
Timur bertanya tentang hubungan program pemerintah PAUD terpadu, yaitu bagaimana
cara pengajuan pendiriannya dan apakah ada dukungan dari pemerintah?. Bapak
Muhammad menjawab bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada lembaga untuk
mendapatkan bantuan, misalnya tingkat pembangunan PAUD Terpadu yang bisa
dilakukan ditingkat kecamatan. “Caranya dapat dilakukan dengan mengajukan
proposal dan bisa diakses di situs kemendiknas program PAUD” katanya.
Peserta yang lain bertanya tentang bagaimana kiat
dan solusi pengajaran terhadap anak yang mempunyai kebutuhan khusus dalam hal
ini autis?. Ibu Sri Wulan menjelaskan, untuk menangani anak autis yang
mempunyai kebutuhan khusus, kita harus menerima, memang tidak mudah untuk
menanganinya dengan terapi yang baik. Anak autis itu hidup di dunianya sendiri
sehingga ketika kita bicara pada anak itu tidak ada timbal balik. Sampai saat ini
masih diteliti, banyak penyebabnya salah satunya karena salah makan, terlalu
banyak mengkonsumsi gula sejenisnya.
Ibu Rini menambahkan tentang PAUD inklusi yaitu
fisik dan emosional. Hanya orang yang mempunyai keahlian khusus atau psikiater
yang bisa mengetahuinya anak itu autis atau bukan. Yang bisa bilang ia anak
autis, aktif atau syndrome itu mereka bukan kita. RSUD punya budget untuk
anak-anak yang berkebutuhan khusus, jika anak miskin maka ada JAMKESMAS.
“Untuk mengatasi anak berkebutuhan khusus yaitu dengan
mengoptimalkan keterbatasannya, jadi saya sarankan jangan mengatakan anak itu
berkebutuhan khusus sebelum melihat atau ada hasil dari diagnosanya”tegasnya.
No comments: