
AWAM Prakoso yang akrab di sapa Kak Awam mengunjungi Makassar selama beberapa hari. Banyak kegiatan yang diikuti termasuk meresmikan Kampung Dongeng Sulsel, komunitas yang ia dirikan di Jakarta 2009 lalu.
Sabtu siang 15 Oktober, ia juga membagi ilmu mendongeng pada calon guru di Universitas Negeri Makassar.
Kak Awam disambut antusias mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fakultas Ilmu Pendidikan.
Kak Awam tak henti menebarkan tawa dan keriangan di ruangan. Gayanya santai, hanya menggunakan kaus polos dan celana kain, lengkap dengan topi pet khas seniman serta kacamata.
Di panggung seukuran satu kali satu meter berlatar hitam, ia membeberkan rahasianya dalam berdongeng. Dia punya kemampuan menirukan suara berbagai benda dan binatang, mulai dari erangan gajah, kokok ayam, hingga deru baling-baling helikopter.
Suaranya membuat suasana workshop berjalan cair. "Tepuk satu," katanya sesekali diikuti gerakan menepuk dan sorakan peserta. Sesuai dengan aba-aba yang diinstruksikannya di awal materi.
"Dunia dongeng, dunia yang menakjubkan bagi siapa saja," katanya melalui mik yang terhubung dengan pengeras suara. Ia menanamkan pesan itu pada mahasiswa yang hadir. Menurutnya, siapa saja bisa jadi menyukai dongeng. Karena, kata Awam, dongeng adalah kegiatan bercerita. Sedangkan naluri alamiah manusia cenderung tertarik dengan cerita.
Kak Awam terus menyisipkan candaan di tengah materi yang ia bawakan. Sontak, para peserta yang kebanyakan wanita terbawa suasana dan terus fokus mengikuti workshop kemarin. "Kalau guru PAUD tidak tahu bercerita, itu sama saja manusia tanpa kepala," serunya disambut tawa seisi ruangan.
Pada workshop kemarin, dia menyinggung tentang kendala mengapa banyak orang tua maupun guru saat ini enggan atau tidak mampu berdongeng. Penyebabnya di antaranya kurangnya penguasaan materi cerita dan kesibukan. Nyaris tak ada waktu bagi orang tua untuk mendongengkan anaknya.
Memang, perlu teknis khusus mengeksplorasi benda-benda di sekitar. Apalagi, ide cerita selalu berasal dari lingkungan sekitar. "Yang jelas, kemampuan mendongeng itu bukan bawaan lahir. Hanya butuh latihan khusus dan kebiasaan," katanya.
Parwoto, salah satu dosen UNM saat membuka acara Workshop Dongeng berharap, para peserta dapat membangun kebiasaan mendongeng pada anak didiknya. "Penting untuk membangun imajinasi anak sejak dini," katanya. (*)
Sumber: Fajar Online
No comments: